Posts

Dasar-Dasar Pengolahan Data Hasil Pengukuran

Image
Dalam penggunaan pesawat waterpass untuk pengukuran konstruksi bangunan selain alat-alat seperti pesawat waterpass itu sendiri, statif, unting-unting, roll meter, patok, payung dan kompas, juga diperlukan alat tulis menulis dan tabel untuk pengisian data hasil pembacaan rambu dan roll meter. Diperlukan ketelitian dan kecermatan dalam membaca rambu dan roll meter serta pengisian data tersebut kedalam tabel pengukuran yang telah disediakan. Data yang umumnya diperlukan dari hasil pengukuran antara lain pembacaan Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), Benang Bawah (BB), pengukuran jarak patok dengan pesawat serta pembacaan sudut horisontal yang terbentuk. Setelah melakukan pengukuran tahap berikutnya adalah mengolah data hasil pengukuran. Pengolahan data ini diperlukan ilmu matematika. Dari hasil pengolahan data ini akan dihasilkan data-data seperti jarak optis antar patok, beda tinggi antar patok, ketinggian titik, dan kemiringan. Pengolahan data Pengolahan dari data penguku

Pengukuran Beda Tinggi Memanjang Tunggal

Image
Pengukuran sipat datar/waterpass memanjang adalah suatu metode pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua buah titik di permukaan bumi yang letaknya berjauhan, atau dengan kata lain untuk mendapatkan ketinggian titik-titik utama yang telah diorientasikan di permukaan bumi dengan membagi jarak antara titik secara berantai atau menjadi slag-slag yang kecil secara memanjang yang ditempuh dalam satu hari pergi-pulang Slag/Seksi adalah tiap/satu langkah pengukuran (satu kali stel pesawat, untuk satu kali bacaan belakang satu kali bacaan muka). Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran sipat datar/waterpass memanjang, antara lain: 1. Menghilangkan kesalahan nol skala rambu yaitu dengan menentukan slag genap dalam satu seksi pengukuran beda tinggi (pengukuran pergi-pulang). 2. Kalibrasi alat sebelum melakukan pengukuran. 3. Usahakan jarak dari alat ke rambu belakang sama dengan dari alat ke rambu muka, untuk mengantisipasi adanya garis bidik tidak sejajar garis ar

Peralatan Pekerjaan Jalan dan Fungsi Pengunaan

Image
Pekerjaan konstruksi jalan diperlukan analisis pengunaan material dan peralatan yang sesuai dengan fungsi agar mendapatkan pekerjaan yang baik dan terukur oleh karena itu diperlukan pemahaman dalam pengunaan alat bantu kerja hingga pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam kontrak kerja 1. Penebangan pohon & memberikan lapangan/clearing & grubbing a. Alat kecil/gergaji kayu, parang, dll : untuk  b. Buldozer, Motor Grader  Kegiatan yang dilaksanakan • memotong pohon besar • Mendorong tunggul-tunggul pohon-pohon yang sudah ditebang/potongannya 2. Pengupasan & pembuangan akar. Top soil – stripping a. Buldozer  b. Traxavator  Kegiatan yang dilaksanakan • Mengupas dan membuang kepinggir area pengerjaan  3. Galian/cut a. Buldozer  b. Pay Loader  c. Traxavator. d. Truk  Kegiatan yang dilaksanakan • Menggali & mendorong serta mengumpulkan hasil galian • Memuat ke

Fungsi Lapis Perkerasan Jalan

Image
Lapis susunan bahan perkerasan harus mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai, tetapi tetap ekonomis, maka perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis.Lapis paling atas disebut sebagai lapis permukaan, merupakan lapisan yang paling baik mutunya. Di bawahnya terdapat lapis antara, pondasi base dan sub base, yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan 1. Lapis Permukaan (LP) atau Surface Course : Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. 2.  Struktural : Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh perkerasan, baik beban vertikal maupun beban horizontal (gaya geser). Untuk persyaratan lapisan memiliki kuat, kokoh, dan stabil. 3.  Non Struktural , dalam hal ini mencakup : a. Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan yang ada di bawahnya. b. Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup. c. Membentuk permukaan yang tidak licin, sehing

Konstruksi Bendung

Image
1. Bendung Bendung atau “weir” adalah suatu bangunan sungai yang ditujukan untuk meninggikan elevasi muka air, disebelah hulu bangunan dan kemudian memanfaatkannya untuk suatu keperluan.Bendung ini dibuat melintang pada sungai untuk menghasilkan elevasi air minimum, agar air tersebut bisa dielakkan masuk ke jaringan irigasi. Konstruksi bangunan dengan menggunakan pasangan batu kali atau beton. Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih curam dari pada di daerah hilir. Pada saat kondisi banjir, maka elevasi muka air di bendung tetap (fixed weir) yang dibangun di daerah hulu tidak meluber kemana-mana (tidak membanjiri daerah yang luas) karena terkurung oleh tebing-tebingya yang curam. a. Lebar Bendung Lebar bendung adalah panjang bagi

Bagian-bagian Bangunan Utama Irigasi

Image
Bangunan-bangunan utama irigasi terdiri dari : a. Bangunan pengelak Bangunan utama yang dibangun di dalam air, berfungsi untuk membelokkan air sungai atau sumber lainnya ke jaringan irigasi, dengan cara menaikkan elevasi muka air sungai. Dua tipe bangunan pengelak yang lazim digunakan sebagai bangunan pengelak : 1. Bendung pelimpah (weir) Jenis bendung yang tinggi pembendungannya tidak dapat diubah, sehingga muka air di hulu bendung tidak dapat diatur sesuai yang dikehendaki. Bendung ini dibuat melintang pada sungai untuk menghasilkan elevasi air minimum, agar air tersebut bisa dielakkan masuk ke jaringan irigasi. Konstruksi bangunan dengan menggunakan pasangan batu kali atau beton. Pada bendung tetap, elevasi muka air di hulu bendung berubah sesuai dengan debit sungai yang sedang melimpas (muka air tidak bisa diatur naik ataupun turun). Bendung tetap biasanya dibangun pada daerah hulu sungai. Pada daerah hulu sungai kebanyakan tebing-tebing sungai relative lebih c

Penyelesaian Perselisihan Pekerjaan Konstruksi

Jika ternyata kontraktor tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, pengamanan dan penyelamatan proyek yang diambil oleh Pimpro / Pimbagpro / Satker guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Beberapa cara yang dapat diambil adalah sebagai berikut : • Penghentian kontrak (determination) • Pemutusan kontrak (termination) • Three parties agreement (kesepakatan tiga pihak) • Penundaan pekerjaan (suspension) • Arbitrase • Rescheduling • Force mayour • Claim Penghentian Kontrak ( Determination ) Penghentian kontrak adalah pengakhiran kontrak lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan atas prakarsa pemilik karena telah terjadi hal-hal diluar kemampuan kedua belah pihak misalnya : terjadi peperangan, pemberontakan atau perang saudara, keributan, kekacauan, huru-hara yang menimpa wilayah proyek dan sekitarnya dan atau bencana alam. Sebagai konsekuensi penghentian kontrak, employer berkewajiban membayar kepada kontraktor biaya-biaya yan