Posts

Keadaan Kahar

Image
Keadaan Kahar  (bahasa Prancis: force majeure yang berarti "kekuatan yang lebih besar") adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak dapat dilaksanakan atau tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Yang termasuk kategori keadaan kahar adalah peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran, dan bencana lainnya yang harus dinyatakan oleh pejabat/instansi yang berwenang. 1) suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. 2) Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia memberitahukan kepada PPK paling lambat14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang. 3) Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar ha

Adendum

Image
a) Perubahan Kontrak 1) Kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. 2) Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi: (a) perubahan pekerjaan di-sebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak; (b) perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan/atau karena perubahan pelaksanaan pekerjaan. (c) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan (d) Perubahan harga kontrak akibat adanya penyesuaian harga (eskalasi/de-eskalasi). 3) Untuk kepentingan perubahan kontrak, PPK menugaskan Panitia Peneliti Pelaksanaan Kontrak. b) Perubahan Lingkup Pekerjaan 1) Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, maka PPK bersama penyedia dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain: (a) menambah atau meng

Menyiapkan Alat pemadan api ringan (APAR)

Image
a. Kelaikan alat pemadam api ringan (APAR). Perlu diperhatikan dalam kelaikan alat pemadam api ringan (APAR) yang pertama harus memperhatikan komponen spare part APAR, apakah bekerja dengan baik seperti: 1) Valve 2) Handle 3) Pin 4) Hose 5) Nozzle 6) Sabuk 7) Cartridge / Pressure Geuge 8) Tabung 9) Box Fire Semua harus memenuhi syarat dan dapat bekerja dengan baik. Tidak diperkenankan memindahkan APAR, kecuali sedang digunakan. harus sering di kontrol terhadap masa berlakunya APAR tersebut dapat digunakan secara efektif. b. Cara memilih dan memilah alat pemadam api ringan (APAR). Merencanakan type atau jenis dan jumlah APAR yang akan digunakan sesuai Risk control pada prosedur HIRAC yang sudah dibuat. Cara memilih dan memilah APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dengan memperhatikan daya guna untuk memadamkan api pada lokasi kerjanya, dimana APAR dibagi 2 macam yaitu: 1) Cartridge System adalah tabung apar yang medianya atau isi apar terpisah dengan ga

Bangunan Irigasi

Image
  Bangunan Utama Bangunan utama (head works) dapat didefinisikan sebagai kompleks bangunan yang direncanakan di dan sepanjang sungai atau aliran air untuk membelokkan air ke dalam jaringan saluran agar dapat dipakai untuk keperluan irigasi. Bangunan utama bisa mengurangi kandungan sedimen yang berlebihan, serta mengukur banyaknya air yang masuk. Bangunan utama terdiri dari bendung dengan peredam energi, satu atau dua pengambilan utama pintu bilas kolam olak dan (jika diperlukan) kantong lumpur, tanggul banjir pekerjaan sungai dan bangunan-bangunan pelengkap. Bangunan utama dapat diklasifikasi ke dalam sejumlah kategori, bergantung kepada perencanaannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa kategori. a. Bendung, Bendung Gerak Bendung (weir) atau bendung gerak (barrage) dipakai untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier. Ketinggian itu akan menentukan luas daerah yang diairi (comm

Petak Irigasi

Image
Petak Ikhtisar Peta ikhtisar adalah cara penggambaran berbagai macam bagian dari suatu jaringan irigasi yang saling berhubungan. Peta ikhtisar tersebut dapat dilihat pada peta tata letak. Peta ikhtisar irigasi tersebut memperlihatkan : - Bangunan-bangunan utama - Jaringan dan trase saluran irigasi - Jaringan dan trase saluran pembuang - Petak-petak primer, sekunder dan tersier - Lokasi bangunan - Batas-batas daerah irigasi - Jaringan dan trase jalan - Daerah-daerah yang tidak diairi (misal desa-desa) - Daerah-daerah yang tidak dapat diairi (tanah jelek, terlalu tinggi dsb). Peta ikhtisar umum dibuat berdasarkan peta topografi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur dengan skala 1:25.000. Peta ikhtisar detail yang biasa disebut peta petak, dipakai untuk perencanaan dibuat dengan skala 1:5.000, dan untuk petak tersier 1:5.000 atau 1:2.000. Petak tersier Perencanaan dasar yang berkenaan dengan unit tanah adalah petak tersier. Petak ini menerima air irigasi ya

Atap Genteng

Image
Genteng tanah tradisional Jenis bahan penutup atap genteng tradisional terbuat dari bahan dasar tanah liat melalui proses percetakan dan pembakaran sampai sempurn, ini disebabkan karena bahan ini mempunyai daya tolak panas, dingin , tahan lama, tidak memerlukan banyak perawatan serta harganya relatif murah. Genteng tanah liat tradisional  banyak digunakan pada bangunan-bangunan yang ada di daerah tropis maupun daerah yang berhawa lembab, di dsa desa di sekitar pulau Jawa jenis penutup atap genteng sudah popular sejak dahulu. Genteng jenis ini biasa sering disebut genteng S karena mempunyai penampang pelintang seperti huruf S. genteng S mempunyai ukuran : 1. Panjang :  28 – 36 cm 2. Lebar :  20 – 25 cm 3. Tebal :  0,8 – 1 cm 4. Dalam lengkungan : 4 – 5 cm Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya, dalam ilmu konstruksi disebut dengan struktur rangka atap atau konstruksi rangka atap, pemasangan genteng ini dipasang pada atap miring.Genteng menerapkan si

Semen (Portland Cement/PC)

Image
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari bahasa latin caementum , yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Sejarah menceritakan bahwa fungsi semen sejak zaman dahulu, pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Semen, sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Sejarah menjelaskan dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Semen Portland (sering disebut sebagai OPC, dari Ordinary Portland Cement) adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di seluruhdunia karena merupa