Peralatan Pengecoran
A. Agitator Truck
• Agitator truck biasanya dipakai untuk mengirim beton ready-mix, dengan drum yang berputar untuk mencegah beton mengalami setting, berbeda dengan truck mixer yang mencampur beton sekaligus mengangkutnya.
• Kontraktor harus mengecek nilai slump dari tiap batch individual untuk mengetahui keseragaman konsistensi beton. Bila test ini mengindikasikan adanya variasi nilai slump melebihi 50 mm, agitator disarankan untuk tidak digunakan sampai kondisi tersebut diperbaiki
• Agitator harus terawat baik, dan tidak ada akumulasi beton keras dan mortar didalamnya, blade dan setiap bagiannya harus diganti bila telah aus sebesar 25 mm dari design pabriknya
• Beton harus sampai di site dan penuangan harus diselesaikan dalam waktu 1.5 jam setelah air dimasukkan dalam campuran semen dan agregat.
Dibawah ini diuraikan kapasitas dan spesifikasi rata-rata dari beberapa agitator truck di pasaran:
B. Concrete Pump
• Concrete pump diperlengkapi dengan pipa yang panjangnya tergantung jangkauan horisontalnya
• Ukuran maksimum agregat yang dapat dipompa hingga 63 mm (tetapi tergantung juga pada spesifikasi pabrik)
• Diperlengkapi agitator pada feeding hopper-nya untuk mencegah beton mengalami setting dan segregasi di lubang penyerapan
• Biasanya diperlengkapi dengan 3-5 section untuk Z-boom
C. Tremie
• Metode pengecoran beton didalam air melalui pipa atau tabung, tremie dapat rigid maupun fleksibel Output : 48-154 m3/jam
• Beton dialirkan secara gravitasional dengan mesin pengaduk beton yang mengalirkan beton melalui bagian atas pipa atau dengan disambungkan secara langsung melalui concrete pump Tekanan dalam pipa : 71-130 bar
• Pengecoran dengan tremie bertujuan menghasilkan penuangan menerus yang monolitik dibawah air tanpa menyebabkan turbulensi.
Syarat pengecoran dengan tremie:
• Diameter minimum 250 mm
• Penetrasi tremie sekitar 3-4 inchi atau 8-10 cm
• Kadar semen minimum 7 sack tiap kubik yard/0.76 m3
• Slump berkisar 6-9 in
• Penuangan beton dan maneuver tremie harus dilakukan secara hatihati
• Pengantaran/ pengangkutan beton harus tiba ditempat tujuan dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu.
D. Placing Boom
• Berupa tower yang terdiri dari substruktur turbular, kolom vertikal dan boom/lengan yang dapat mengeluarkan aliran beton segar ke formwork struktur
• Adanya instalasi alat untuk climbing dengan sistem hidrolis yang dioperasikan dengan kabel remote control
• Placing boom dapat ditambah tingginya seiring dengan naiknya struktur bangunan dan dapat berdiri hingga 100 ft (30.48 m) tanpa diikat pada apapun
• Pergerakan angular pada boom joint-nya besar, sehingga dapat menjangkau berbagai lokasi yang relatif luas
• Diperlukan 40 ft container untuk pengangkutan boom
E. Internal Vibrator
Pemilihan vibrator agar menghasilkan beton berkualitas adalah:
• Pilihlah vibrator terbesar dari kelasnya yang sesuai untuk jenis pekerjaan
• Hal penting yang perlu diperhatikan: udara terperangkap bergerak keatas dalam campuran mulai 1-3 inch per detik (1 inch, pada nilai slump 0,3 inch pada nilai slump 4-5 inch)
• Agitator truck biasanya dipakai untuk mengirim beton ready-mix, dengan drum yang berputar untuk mencegah beton mengalami setting, berbeda dengan truck mixer yang mencampur beton sekaligus mengangkutnya.
• Kontraktor harus mengecek nilai slump dari tiap batch individual untuk mengetahui keseragaman konsistensi beton. Bila test ini mengindikasikan adanya variasi nilai slump melebihi 50 mm, agitator disarankan untuk tidak digunakan sampai kondisi tersebut diperbaiki
• Agitator harus terawat baik, dan tidak ada akumulasi beton keras dan mortar didalamnya, blade dan setiap bagiannya harus diganti bila telah aus sebesar 25 mm dari design pabriknya
• Beton harus sampai di site dan penuangan harus diselesaikan dalam waktu 1.5 jam setelah air dimasukkan dalam campuran semen dan agregat.
Dibawah ini diuraikan kapasitas dan spesifikasi rata-rata dari beberapa agitator truck di pasaran:
B. Concrete Pump
• Concrete pump diperlengkapi dengan pipa yang panjangnya tergantung jangkauan horisontalnya
• Ukuran maksimum agregat yang dapat dipompa hingga 63 mm (tetapi tergantung juga pada spesifikasi pabrik)
• Diperlengkapi agitator pada feeding hopper-nya untuk mencegah beton mengalami setting dan segregasi di lubang penyerapan
• Biasanya diperlengkapi dengan 3-5 section untuk Z-boom
C. Tremie
• Metode pengecoran beton didalam air melalui pipa atau tabung, tremie dapat rigid maupun fleksibel Output : 48-154 m3/jam
• Beton dialirkan secara gravitasional dengan mesin pengaduk beton yang mengalirkan beton melalui bagian atas pipa atau dengan disambungkan secara langsung melalui concrete pump Tekanan dalam pipa : 71-130 bar
• Pengecoran dengan tremie bertujuan menghasilkan penuangan menerus yang monolitik dibawah air tanpa menyebabkan turbulensi.
Syarat pengecoran dengan tremie:
• Diameter minimum 250 mm
• Penetrasi tremie sekitar 3-4 inchi atau 8-10 cm
• Kadar semen minimum 7 sack tiap kubik yard/0.76 m3
• Slump berkisar 6-9 in
• Penuangan beton dan maneuver tremie harus dilakukan secara hatihati
• Pengantaran/ pengangkutan beton harus tiba ditempat tujuan dalam jumlah yang cukup dan tepat waktu.
D. Placing Boom
• Berupa tower yang terdiri dari substruktur turbular, kolom vertikal dan boom/lengan yang dapat mengeluarkan aliran beton segar ke formwork struktur
• Adanya instalasi alat untuk climbing dengan sistem hidrolis yang dioperasikan dengan kabel remote control
• Placing boom dapat ditambah tingginya seiring dengan naiknya struktur bangunan dan dapat berdiri hingga 100 ft (30.48 m) tanpa diikat pada apapun
• Pergerakan angular pada boom joint-nya besar, sehingga dapat menjangkau berbagai lokasi yang relatif luas
• Diperlukan 40 ft container untuk pengangkutan boom
E. Internal Vibrator
Pemilihan vibrator agar menghasilkan beton berkualitas adalah:
• Pilihlah vibrator terbesar dari kelasnya yang sesuai untuk jenis pekerjaan
• Hal penting yang perlu diperhatikan: udara terperangkap bergerak keatas dalam campuran mulai 1-3 inch per detik (1 inch, pada nilai slump 0,3 inch pada nilai slump 4-5 inch)
Comments
Post a Comment