Konsep desain sistem instalasi air bersih
a. Perencanaan Reservoir dan penyaluran air bersih
Merencanakan Ground-Tank, Reservoir dan penyaluran air bersih dari reservoar ke seluruh bagian gedung-gedung yang memerlukan air bersih. Hal ini perlu diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan air diseluruh area yang ada.
b. Perencanaan kapasitas air bersih Ground tank, Reservoir
Pada bagian ini yang harus diperhatikan masalah kapasitas Ground-Tank dan kapasitas Reservoar yang juga menyangkut Debit air, tekanan air pada masing-masing peruntukan gedung.
c. Instalasi Pipa Air Bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih secara keseluruhan dilingkungan area bangunan, sebelumnya harus direncanakan sistem instalasi dari sumber air sampai ke ujung instalasi (kran atau alat plambing).Menggunakan sistem sentral atau desentralisasi.
Sistem tersebut tertuang dalam skema/diagram alir dibawah ini. Untuk sumber air baku yang harus diperhatikan adalah jumlah,debit, tekanan dan kualitas air sebelum didistribusikan ke masing-masing gedung.
Jika kualitas air tidak memenuhi standart (sesuai tes laboratorium),maka air tersebut harus diolah, begitu juga jumlah air dan tekanan air yang tidak memenuhi maka harus dipompa sesuai kondisi air (Debit pompa, total head pompa, daya pompa) menuju tandon air/tower yang kapasitasnya disesuaikan jumlah kebutuhan beban unit alat plambing yang ada didalam area bangunan (jumlah WC, Wastafel, Zink,Urinal, Bak mandi dll).
Dari Pompa/Tower didistribusikan melalui pipa distribusi dengan memperhatikan sistem instalasi dan dimensi pipa tersebut yang disesuaikan dengan jumlah alat plambing dan frekuensi pemakaian pada masing-masing gedung (diameter pipa, volume air, debit air, tekanan air, kehilangan tekanan dalam jaringan pipa distribusi maupun pipa
Perencanaan Reservoir & Penyaluran air bersih
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih di seluruh bagian Gedung hunian maka akan direncanakan pipa penyaluran air bersih dari reservoir menuju bagian – bagian Gedung di area bangunan dengan menggunakan ring sistem atau cabang sistem yang memerlukan air bersih.
1. Penentuan ukuran pipa
Kita ketahui semakin kecil pipa dan semakin panjang, hambatanya semakin besar. Hambatan ini juga tergantung dari bahan apa pipa tersebut dibuat.
Umur dari bahanpun akan menentukan besar kecilnya hambatan, misalnya : Pipa Galvanis yang baru hambatanya lebih kecil dari pada pipa yang sama tetapi telah dipakai 5 tahun. Pipa distribusi yang berbelok-belok akan mempunyai hambatan yang lebih besar dari pada pipa hantar yang lurus, oleh karena itu dalam merencanakan suatu instalasi air bersih di dalam rumah hindarilah sedekat mungkin belokan-belokan, banyak cabang, pergunakan fittings serta ketepatan didalam menentukan ukuran diameter pipa dari jenis pipa yang akan dipergunakan. Hal yang tersebut di atas sangat penting sekali untuk mendapatkan aliran air ke setiap peralatan plambing di dalam gudang seperti yang kita inginkan. Oleh karena itu kita harus menghitung dengan tepat diameter dari pipa tersebut.
2. Penentuan diameter pipa
a. Tentukanlah jenis pipa
b. Tekanan air pada pipa induk
c. Lihat gambar denah bangunan
d. Gambar rencana instalasi berdasarkan denah bangunan
e. Menentukan unit beban alat plambing dan menjumlahkanya semua ( ∑ unit beban)
f. Lihat tabel maka dapat ditemukan diameter pipa dan kehilangan tekanan dalam m bar setiap m panjang pipa di dalam gedung.
Tabel 1: Alat plambing dan debit
Tabel 2. Beban dan diameter pipa galvanis
Tabel 3. Beban dan diameter pipa tembaga
Tabel 4. Beban dan diameter pipa PVC (DIN 8079 PN 25)
Tabel 5. Beban dan diameter pipa PP-R (DIN 8077 PN 20)
Sumber :
Materi pelatihan Instrukur MTU Bidang Plumbing, Edisi 1 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jenderal Bina Konstruksi, Balai Material dan Peralatan Konstruksi
Comments
Post a Comment