Perencanaan Tapak
Tapak merupakan sebidang lahan atau sepetak tanah dengan batas-batas yang jelas, dengan kondisi permukaan serta ciri-ciri istimewa yang dimiliki oleh lahan tersebut. Rencana Tapak (Site Plan) merupakan gambar dua dimensi yang menunjukan detail dari rencana yang akan dilkukan terhadap sebidang tanah, baik menyangkut rencana bangunan gedung, jalan, utilitas air bersih , listrik, dan air kotor, fasilitas umum dan fasilitas sosial.
Dalam penyelesaian gambar suatu proyek bangunan, gambar Rencana Tapak merupakan gambar yang pertama-tama harus diselesaikan oleh arsitek. Tujuan gambar rencana tapak dibuat adalah untuk menunjukkan posisi bangunan terhadap keadaan (kondisi lahan) yang terdapat sekelilingnya.
Perencanaan tapak (site planning) adalah seni menata lingkungan buatan manusia dan lingkungan alam guna menunjang kegiatan-kegiatan manusia.
Pengkajian perencanaan tapak dibagi dalam dua komponen yang berhubungan yaitu:
• Lingkungan Alam, dibayangkan sebagai suatu sistem ekologi dari air, udara, energi, tanah, tumbuhan (vegetasi).
• Lingkungan buatan manusia, terdiri dari bentuk-bentuk kota yang dibangun, zona hunian penduduk, perkantoran dan perdagangan juga struktur fisik dan pengaturan ruangnya serta pola-pola perilaku sosial, politik, dan ekonomi yang membentuk lingkungan fisik tersebut.
Konteks tapak dapat digolongkan sebagai :
• Exurban (di luar pinggiran kota)
• Suburban (pinggiran kota)
• Urban (perkotaan)
Proses Perencanaan Tapak
• Menentukan tujuan umum program dan kebutuhan-kebutuhan yang terdapat dalam program
• Mengidentifikasi potensi potensi tapak, kendala - kendala, dan konsep - konsep rancangan
• Mempertimbangkan kebijaksanaan umum dan pengawasan fiskal serta legislatif yang mempengaruhi penggunaan tempat bangunan tersebut
• Memperhatikan dampak pembangunan baru atau pembangunan kembali di daerah di dekatnya oleh penduduk dan/atau pemilik tanah setempat yang berdekatan
Analisis Program
• Pengembangan program didasarkan atas pemahaman kebutuhan semua kelompok sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang akan disesuaikan (syarat-syarat ruang dalam dan luas) dan hubungan ruang dan waktu antara kegiatan-kegiatan dan penghubung-penghubung fisik (jalan setapak, jalan raya, jalan kecil ) yang diperlukan guna membuat hubungan ini.
• Proses pemrograman tapak merupakan hakikat dari semua pemprograman arsitektur yaitu meliputi penentuan secara sitematis pola-pola kegiatan yang dikehendaki dan tanggapan-tanggapan fisik atau fungsional terhadap pola-pola itu.
Analisis Tapak
Dalam menganalisis tapak perlu diperhatikan tiga konteks utama di bawah ini:
1) Konteks ruang dari tapak (menganalisis kondisi alam dan buatan)
2) Konteks perilaku (menganalisis pola-pola kegiatan sosial ekonomi dari tapak dan lokalisasi, dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang mempengaruhi pembangunan tapak)
3) Konteks persepsi (menganalisis persepsi dan penggunaan ruang)
Seorang arsitek melaksanakan dan menata pengaturan ruang dengan citra visual yang bertalian, sesuai dengan kapasitas tampung tapak dan kebutuhan-kebutuhan perilaku para pengguna lahan tapak sesuai dengan analisis
Perencanaan Tapak Dalam Perspektif Ilmu Arsitektur
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dalam proses pengerjaan perencanaa tapak dilakukan sebuah proses yang dinamakan analisis tapak. Titik fokus perencanaan tapak dalam ilmu arsitektur antara lain lebih berproporsi pada lokasi objek bangunan yang akan menempati tapak, sirkulasi dan pencapaian, zoning, KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB (Koefisien Lantai Bangunan), GSB (Garis Sempadan Bangunan) dan GSP (Garis Sempadan Pagar).
1) Lokasi Sekitar Objek Bangunan Yang Menempati Jarak, Lokasi merupakan hal paling utama diidentifikasi oleh arsitek sebelum melakukan pengkoderasian bangunan. Lokasi memegang peranan penting dalam terpenuhinya beberapa syarat pembuatan bangunan hunian yang memuaskan dan nyaman
2) Sirkulasi dan Pencapaian, Sirkulasi yang dimaksud adalah kemudahan orang-orang di dalamnya mengakses baik bagi pejalan kaki atau kendaraan.
3) Orientasi Arah Angin, mencakup Ventilasi udara baik dengan pengudaraan alami ataupun buatan.
4) Orientasi Matahari, mempengaruhi suhu dalam bangunan.
5) Tautan Lingkungan, lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada perletakan bangunan.
6) Kontur, kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan dengan kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit mungkin. Perataran tanah besar-besaransebaiknya dihindari.
7) KDB (Koefisien Dasar Bangunan), adalah angka yang digunakan untuk menghitung luas lantai dasar bangunan maksimum yang didirikan diatas lahan.
8) KLB (Koefisien Lantai Bangunan), adalah angka yang digunakan untuk menghitung luas maksimum lantai bangunan yang didirikan pada lahan.
9) GSB (Garis Sempadan Jalan), adalah batas dinding terluar bangunan yang didirikan.
10) Kenampakan Bangunan.
11) Kebisingan.
12) Bangunan (Material, Bentuk dan Pola Massa).
Sumber : .......... Buku Informasi Menggambar Rencana Tapak Bangunan, Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2018
Comments
Post a Comment