Istilah dan definisi perkerasan jalan beton semen
· Balok
angker melintang (transverse log) : sistem
konstruksi sambungan yang dibuat pada ujung-ujung perkerasan beton bertulang
menerus dengan balok beton ditanamkan ke dalam tanah dasar guna memegang
gerakan dari pelat.
· Batang
pengikat (tie bars)
: sepotong baja ulir yang dipasang pada
sambungan memanjang dengan maksud untuk mengikat pelat agar tidak bergerak
horizontal.
· Bahan
pengisi sambungan (joint filler) :
suatu bahan yang bersifat plastis yang dipasang pada celah sambungan muai, guna
mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam celah.
· Bahan
penutup sambungan (joint sealer)
: suatu bahan yang bersifat elastis yang dipasang pada bagian atas dari
sambungan yang dimaksudkan untuk mencegah masuknya benda-benda asing ke dalam
celah.
· Batang
ulir (deformed bars) :
batang tulangan prismatis atau yang diprofilkan berbentuk alur atau spiral yang
terpasang tegak lurus atau miring terhadap muka batang, dengan jarak antara
rusuk-rusuk tidak lebih dari 0,7 diameter batang pengenalnya/nominal.
· Dudukan
tulangan (reinforcement chairs)
: dudukan yang dibentuk sedemikian rupa yang terbuat dari besi tulangan,
plastik atau bahan lainnya yang berfungsi sebagai dudukan tulangan arah
memanjang dan melintang.
·
Gompalan
(spalling) : suatu
bentuk kerusakan pada pelat beton yang umumnya terjadi pada tepi-tepi pelat
atau retakan.
· Kuat
tarik lentur (flexural strength modulus of rupture) : kekuatan beton yang diperoleh dari
percobaan balok beton dengan pembebanan tiga titik yang dibebani sampai runtuh.
· Lapis
pondasi bawah dengan bahan pengikat (bound sub-base) : pondasi bawah yang biasanya terdiri
dari material berbutir yang distabilisasi dengan semen aspal, kapur,abu terbang
(fly ash) atau slag yang dihaluskan sebagai bahan pengikatnya.
· Modulus
reaksi tanah dasar (modulus of subgrade reaction) : nilai konstanta pegas (spring
constant) dari tanah dasar di dalam menerima beban yang ditentukan dari
percobaan pengujian beban pelat (Plate Bearing).
· Perkerasan
beton bersambung tanpa tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement) : jenis perkerasan beton semen yang dibuat
tanpa tulangan dengan ukuran pelat mendekati bujur sangkar, dimana panjang dari
pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari
jenis perkerasan ini berkisar antara 4-5 meter.
· Perkerasan
beton semen bersambung dengan tulangan (Jointed Reinforced Concrete Pavement) : jenis perkerasan beton yang dibuat dengan tulangan,
yang ukuran pelatnya berbentuk empat persegi panjang, dimana panjang dari
pelatnya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan melintang. Panjang pelat dari
jenis perkerasan ini berkisar antara 8-15 meter.
· Perkerasan
beton semen menerus dengan tulangan (Continuously Reinforced Concrete Pavement)
: jenis perkerasan
beton yang dibuat dengan tulangan dan dengan panjang pelat yang menerus yang
hanya dibatasi oleh adanya sambungan-sambungan muai melintang. Panjang pelat
dari jenis perkerasan ini lebih besar dari 75 meter.
· Perkerasan
beton semen pra-tegang (prestressed concrete pavement) : jenis perkerasan beton menerus, tanpa
tulangan yang menggunakan kabel-kabel pratekan guna mengurangi pengaruh susut,
muai dan lenting akibat perubahan temperatur dan kelembaban.
· Perkerasan
beton semen dengan lapis beton aspal (asphaltic concrete surfaced rigid pavement)
: berupa perkerasan
beton yang bagian permukaannya diberi lapisan beraspal.
· Pelat
dengan bentuk tidak lazim (odd shaped slab) : pelat yang bentuknya tidak bujur sangkar
atau persegi panjang tetapi umumnya mempunyai bentuk segitiga, segi banyak dan
trapesium.
· Perkerasan
beton semen (rigid pavement) : suatu
struktur perkerasan yang umumnya terdiri dari tanah dasar, lapis pondasi bawah
dan lapis beton semen dengan atau tanpa tulangan.
· Ruji
(dowel) : sepotong baja
polos lurus yang dipasang pada setiap jenis sambungan melintang dengan maksud
sebagai sistem penyalur beban, sehingga pelat yang berdampingan dapat bekerja
sama tanpa terjadi perbedaan penurunan yang berarti.
· Sambungan
lidah alur (key ways joint) : jenis
sambungan pelaksanaan memanjang dimana sebagai sistem penyalur bebannya
digunakan hubungan lidah alur sedangkan untuk memegang pergerakan pelat ke arah
horizontal digunakan batang pengikat.
· Sambungan
muai (expansion joint) : jenis
sambungan melintang yang dibuat untuk membebaskan tegangan pada perkerasan
beton dengan cara menyediakan ruangan untuk pemuaian.
· Sambungan
pelaksanaan (construction joint) : jenis
sambungan melintang atau memanjang yang dibuat untuk memisahkan bagian-bagian
yang dicor/dihampar pada saat yang berbeda, ditempatkan di antara beton hasil
penghamparan lama dengan beton hasil penghamparan baru.
· Sambungan
tidak sejalur (mismatched joint) : suatu
pola sambungan, dimana sambungan di antara pelat-pelat yang berdekatan tidak
berada dalam satu garis (jalur).
· Sambungan
susut (contraction joint) : jenis
sambungan melintang yang dibuat dengan maksud untuk mengendalikan retak susut beton,
serta membatasi pengaruh tegangan lenting yang timbul pada pelat akibat
pengaruh perubahan temperatur dan kelembaban. jarak antara tiap sambungan
susut, umumnya dibuat sama.
· Takikan
(groove) : ruang pada
bagian atas sambungan yang dibuat sebagai tempat bahan penutup.
· Tegangan
lenting (warping stress) : tegangan
yang terjadi pada pelat beton yang ditimbulkan oleh melentingnya pelat akibat perbedaan
temperatur dan kelembaban.
· Lalu-lintas
harian rata-rata (LHR) : jumlah
total volume lalu-lintas roda empat atau lebih dalam satu tahun dibagi dengan
jumlah hari dalam satu tahun.
· Kendaraan
niaga : kendaraan yang
paling sedikit mempunyai dua sumbu atau lebih yang setiap kelompok bannya
mempunyai paling sedikit satu roda tunggal, dan berat total minimum 5 ton.
· Kuat
tarik langsung : kuat
tarik beton yang ditentukan berdasarkan kuat tekan belah silinder beton yang
ditekan pada sisi panjangnya.
· Jumlah
Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) :
jumlah sumbu komulatif dari kendaraan niaga selama umur rencana pada lajur
rencana.
· Jumlah
Sumbu Kendaraan Niaga Harian (JSKNH) : jumlah sumbu harian kendaraan niaga pada awal tahun rencana
pada lajur rencana.
· California
Bearing Ratio (CBR) : perbandingan
antara beban penetrasi suatu lapisan tanah atau perkerasan terhadap beban standar
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.
· Umur
Rencana (UR) : suatu
periode tertentu dalam tahun, yang dirancang agar jalan yang direncanakan dan dipelihara
dapat berfungsi selama periode tersebut.
· Stabilisasi
: suatu tindakan
perbaikan mutu bahan perkerasan jalan atau meningkatkan kekuatan bahan sampai
kekuatan tertentu agar bahan tersebut dapat berfungsi dan memberikan kinerja
yang lebih baik dari pada bahan aslinya.
· Beban
sumbu standar : beban
sumbu dengan roda ganda yang mempunyai total berat sebesar 8,16 ton.
· Jalur
lalu-lintas : bagian
jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan
· Lajur
lalu-lintas : bagian
dari jalur jalan yang diperuntukkan bagi laju satu lintasan kendaraan.
· Lajur
rencana (LR) : suatu
lajur lalu-lintas yang menampung lalu-lintas terbesar. umumnya salah satu lajur
jalan dua jalur atau lajur tepi luar dari jalan raya berlajur banyak.
Comments
Post a Comment