Alat Ukur Jenis Optik


A.    Pendahuluan


Dalam perencanaan bangunan Sipil misalnya perencanaan jalan raya, jalan kereta api, bendung dan sebagainya, Peta merupakan hal yang sangat penting untuk perencanaan bangunan tersebut. Untuk memindahkan titik - titik yang ada pada peta perencanaan suatu bangunan sipil ke lapangan (permukaan bumi) dalam pelaksanaanya pekerjaan sipil ini dibuat dengan pematokan/ staking out, atau dengan perkataan lain bahwa pematokan merupakan kebalikan dari pemetaan. Selain itu diperlukan suatu pengukuran beda tinggi agar dapat diketahui perbedaan tinggi dari dipermukaan tanah.
Pengukuran dalam perencanaan bangunan paling sering dilakukan pada pekerjaan perencanaan jalan raya, jalan kereta api, bendungan, namun untuk bangunan gedung juga biasa dilakukan. Umumnya pekerjaan ini dilakukan pada konstruksi-konstruksi besar, seperti pembangunan gedung bertingkat, stadion, pusat perbelanjaan dan sebagainya.


 B. Pengukuran pada bangunan Gedung
Pengukuran dan pematokan (setting out/stake out) adalah pekerjaan tahap awal dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi,  sebelum melaksanakan pengukuran dan pematokan juru ukur perlu menyiapkan dokumen gambar kerja (gambar rencana, gambar denah ruang dan gambar denah pondasi). 

Adapun tujuan dari pengukuran pada pekerjaan konstruksi gedung antara lain :
1. Menentukan titik-titik batas area proyek, ini diperlukan untuk pembuatan alur pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
2. Menentukan elevasi kedalaman galian pondasi dan lantai basement, kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
3. Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan pile cap.
4. Memantau kedataran cor beton pada pekerjaan lantai basement atau plat lantai diatasnya.
5. Marking atau menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini menggunakan istilah pinjaman as 1 m untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting kolom sudah terletak pada posisi yang benar.
6. Pengecekan ketegakan kolom dengan menggunakan waterpass atau benang ukur yang diberi bandul.
7. Menghitung ketinggian elevasi cor kolom beton agar pas untuk menaruh balok dan plat lantai, kesalahan dalam pekerjaan ini dapat menyebabkan adanya bobok beton atau cor ulang untuk menambah ketinggia kolom.
8. Pengecekan kedataran elevasi balok lantai agar sesuai dengan gambar rencana.
9. Marking perletakan stek besi tulangan struktur diatasnya.
10. Marking perletakan void dan lobang lift gedung agar berada tepat pada posisi rencana.
11. Membuat as elevasi bangunan tiap lantai, dibuat dengan cara membuat garis pinjaman dengan ketinggian 1 m dari lantai gedung.
12. Membuat dan Mengukur penurunan gedung setiap hari atau seminggu sekali untuk mengetahui apakah posisi gedung yang sudah dibangun berada pada kondisi aman.
13. Marking posisi pekerjaan arsitektur seperti pemasangan dinding batu bata, pemasangan kepalaan keramik, penentuan posisi titik lampu, penentuan posisi sanitair toilet dll.


C. Pengukuran pada konstruksi jalan
Teknik pengukuran yang digunakan dalam pengukuran konstruksi jalan adalah metode yang digunakan pada pengukuran survey dasar yaitu pengukuran posisi vertikal, pengukuran posisi horizontal , dan pemetaan topografi.

Adapun tujuan dari pengukuran pada pekerjaan konstruksi jalan antara lain :
1. Menentukan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah area rencana, ini diperlukan untuk pembuatan alur atau jalur rencana jalan yang akan dibuat.
2. Menentukan alignament horisontal dan vertikal konstruksi jalan.
3. Menentukan posisi penampang memanjang dan melintang jalan.
4. Menentukan elevasi kedalaman galian dan ketebalan timbunan, kesalahan dalam penentuan elevasi ini dapat menyebabkan pemborosan pekerjaan urugan dan galian tanah.
5. Menentukan tebal perkerasan rencana jalan.


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Pengenalan Gambar Teknik

Simbol Bahan Bangunan

Peralatan dan Perlengkapan Gambar